WEBINAR PPPPTK IPA (Part 3)

#TantanganMenulis365HdiGurusiana (H.124)

Oleh: Suprapto, M.Pd.

Guru Biologi SMAN 1 kedungpring, Kab. Lamongan

Minggu, 17 Mei 2020

Narasumber ketiga pada webinar PPPPTK IPA pada hari Jum’at, 15 Mei 2020 adalah Ibu Eka Danti Agustiani (Widyaiswara PPPPTK IPA). Beliau menyajikan materi dengan judul: “Kajian Pelatihan Jarak Jauh Analisis dan Penyusunan Soal Pilihan Ganda Berbasis Kompetensi Ilmiah”.

A. Urgensi Pelatihan Jarak Jauh

1) Mengoptimalisasi pemanfaatan sumber daya pemerintah dalam melayani kebutuhan pelatihan bagi pendidik dan tenaga kependidikan dari segi jumlah peserta dan jangkauan wilayah.

2) Meningkatkan keterampilan pendidik dan tenaga kependidikan dalam menggunakan teknologi sebagai alat penting di era globalisasi modern yang berlimpah akses data dan informasi.

3) Mengantisipasi keadaan-keadaan khusus yang menghalangi kontak dan forum pertemuan secara langsung (contoh: pembatasan sosial akibat wabah COVID-19).

B. Literasi Penilaian (Assessment Literacy)

1) Merupakan kemampuan untuk memahami cara menilai dan menggunakan data hasil penilaian (Deenan & Brown, 2016).

2) Berdampak pada cara guru melakukan evaluasi pembelajaran dan tindak lanjut berdasarkan hasil evaluasi.

3) Cara penilaian yang baik juga menghasikan pembelajar yang reflektif.

4) Salah satu keterampilan dalam literasi penilaian adalah keterampilan dalam menentukan teknik penilaian. Bagaimana memilih dan membuat soal atau pertanyaan-pertanyaan sebagai bagian dari tes formatif atau sumatif?

C. Literasi Penilaian Bagi Guru IPA

1) Reformasi modern lebih menuntut kebermaknaan pembelajaran sains (Allchin, 2014; Klucevsek, 2017; Turiman et al, 2012). Contoh: Mengembangkan literasi ilmiah atau literasi sains peserta didik.

2) Literasi ilmiah adalah kemampuan untuk memahami dan mengevaluasi secara kritis pembahasan mengenai sains untuk mencapai tujuan tertentu (Britt, Richter, & Rouet, 2014). Menjadi warga negara yang tercerahkan ketika mengambil berbagai keputusan yang berefek terhadap lingkungan alam dan sosial (OECD 2017).

3) Penilaian pembelajaran IPA yang berorientasi literasi ilmiah harus mengukur kompetensi ilmiah. Para guru IPA perlu menguasai literasi penilaian berorientasi kompetensi ilmiah.

D. Latar Belakang dan Acuan Pelatihan

1) Skor PISA Indonesia di bidang IPA tahun 2018: 396, di bawah rata-rata skor seluruh peserta (489). Tingkat literasi ilmiah warga usia sekolah di Indonesia masih rendah.

2) Skor rata-rata 31 orang guru inti nasional (pengalaman mengajar rata-rata 13 tahun) untuk soal-soal berbasis kompetensi ilmiah adalah 4,1 (skala 10). Guru belum mengenal soal-soal berbasis kompetensi ilmiah.

3) Hasil survey 132 orang guru IPA berbagai jenjang dari 5 pulau besar di Indonesia meliputi: a) 60 % membuat soal tes sendiri, b) 70% menggunakan kombinasi bentuk soal pilihan ganda dan uraian, dan c) 40% merasa sulit dalam mengembangkan pilihan jawaban soal pilihan ganda atau membuat rubrik skor jawaban soal uraian.

4) Kompetensi ilmiah dalam literasi ilmiah yang diacu adalah (OECD 2015) : (1) Menjelaskan fenomena secara ilmiah, (2) Mengevaluasi dan merancang penyelidikan ilmiah, dan (3) Menginterpretasi data dan bukti secara ilmiah.

5) Materi dan tugas menganalisis soal. Guru peserta pelatihan dapat menganalisis dan memilih soal-soal yang berbasis kompetensi ilmiah untuk diadopsi atau diadaptasi.

6) Materi dan tugas membuat kisi-kisi dan contoh soal berbasis kompetensi ilmiah. Guru peserta pelatihan dapat membuat sendiri soal-soal berbasis kompetensi ilmiah sesuai dengan kebutuhan evaluasi pembelajarannya.

7) Pelatihan dilaksanakan dalam kesatuan program DIDAMBA (Diklat Daring Masif dan Terbuka) yang diselenggarakan oleh PPPPTK IPA pada bulan April-Mei 2020.

E. Kinerja Peserta Pelatihan

1) Tugas menjodohkan kompetensi ilmiah dengan keterampilan ilmiah: 33% peserta tidak/kurang menyimak materi dengan baik (skor < 100)

2) Tugas menganalisis keberadaan kompetensi ilmiah dari 20 contoh soal:

a) skor rata-rata seluruh peserta 64 (skala 100)

b) 11 peserta (28%) mendapatkan skor 93 – 100

c) 8 peserta (21%) mendapatkan skor < 50

d) 4 (10%) peserta gagal menuntaskan (skor 0)

3) Tugas membuat kisi-kisi dan contoh soal berbasis kompetensi ilmiah:

dari 39 peserta dihasilkan 140 contoh soal berbasis kompetensi ilmiah.

F. Catatan dari Forum Diskusi

1) Dari hasil kuis dan pertanyaan-pertanyaan yang muncul dapat diketahui bahwa masih ada peserta yang belum menyimak materi sebelum menulis di forum atau mengerjakan tugas.

2) Peserta banyak yang menanyakan kaitan antara soal HOTS dengan soal berbasis kompetensi ilmiah.

3) Beberapa peserta ternyata masih bingung mengenai penggunaan kata kerja operasional (KKO) dan adanya KKO yang dapat menempati beberapa tingkatan kognitif versi Bloom-Krathwohl.

4) Forum diskusi berjalan baik dengan adanya interaksi saling tanggap dan saling jawab pertanyaan juga antar peserta, bukan hanya antara peserta dengan pengampu saja.

G. Analisis, Simpulan, dan Saran

1) Dalam sistem jarak jauh, ada konsekuensi kemungkinan besarnya jumlah peserta yang tidak menyelesaikan pelatihan.

2) Pelatihan jarak jauh juga memiliki kendala adanya penundaan (delay) tanggapan pertanyaan dan komunikasi dalam forum yang dapat menyebabkan peserta jadi kurang tertarik lagi atau bosan menunggu.

3) Motivasi dan ketekunan peserta untuk menyimak materi dan menyelesaikan tugas-tugas pelatihan jarak jauh harus lebih ditingkatkan, juga dipacu dan dipantau oleh para pengampu.

4) Secara umum, pelatihan jarak jauh Analisis dan Penyusunan Soal-soal Pilihan Ganda berbasis Kompetensi Ilmiah dapat berjalan efektif bagi para peserta yang sangat berminat untuk menguasai ilmunya, serta didukung oleh keterampilan dan fasilitas teknologi informasi yang baik.

5) Pembuatan soal erat kaitannya dengan proses pembelajaran yang akan dievaluasi. Oleh karena itu, pelatihan jarak jauh ini harus dilanjutkan dengan praktik menerapkan soal-soal berkompetensi ilmiah secara langsung sebagai bagian dalam proses pembelajaran di kelas dan menganalisis hasilnya.

6) Tantangan penerapan soal di kelas di masa perpanjangan pembatasan sosial adalah mencobanya dalam pembelajaran IPA jarak jauh atau sebagai tes formatif/sumatif jarak jauh dalam jaringan.

Sebelum saya akhiri, marilah kita simak peribahasa China kuno berikut: “It is better to take many small steps in the right direction than to make a great leap forward only to stumble backward.” (an Old Chinese Proverb). Lebih baik mengambil banyak langkah kecil ke arah yang benar dari pada membuat lompatan besar ke depan hanya untuk tersandung ke belakang.

Selamat menunaikan ibadah puasa dan ibadah lainnya di bulan Ramadhan 1441 H. Semoga Allah SWT senantiasa mencurahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya kepada kita, selalu meridloi setiap nafas, gerak dan langkah kita, dan ilmu yang kita peroleh semakin barokah. Tetap semangat dan mari kita ikhtiar dan doa bersama di bulan Ramadhan penuh berkah ini semoga pandemi COVID-19 segera tuntas. Aamiin Yaa Robbal ‘Aalamiin.

Lamongan, 17 Mei 2020 M / 24 Ramadhan 1441 H

#TantanganMenulis365HdiGurusiana (H.124)

#MenulisBagianDisiplinWaktu

Blog: Supraptobio.gurusiana.id

Email: [email protected]